Cara Menanam Padi dengan Metode SRI (System of Rice Intensification)

Posted on

Cara Menanam Padi  dengan Metode SRI (System of Rice Intensification) – Di Indonesia metode dalam budidaya padi dikenal dengan metode “Jajar Legowo” sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas padi tersebut. Namun ada salah satu lagi metode budidaya padi yang sudah dikenal mendunia, adapun metode tersebut adalah metode SRI (System of Rice Intensification). Metode SRI (System of Rice Intensification) merupakan suatu inovasi cara budidaya padi dalam upaya meningkatkan produktifitas padi. Metode ini mampu meningkatkan hasil produksi padi hingga 50 sampai 100 %.

Pada kesempatan kali ini Berkebun akan memberikan informasi mengenai cara menanam padi dengan menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification). Untuk mengetahuinya langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:

Contents

Cara Menanam Padi dengan Metode SRI (System of Rice Intensification)

Adapun cara budidaya padi dengan metode SRI  (System of Rice Intensification)

1. Pengolahan Lahan Padi Metode SRI

Sebenarnya pada pengolahan lahan pada padi dengan metode SRI ini tidak jauh berbeda dengan pengolahan lahan sawah pada umumnya. Yakni tanah dibajak atau dicangkul hingga 2 sampai 3 kali. Pertama pembajakan kasar dengan memendam semua sisa-sisa gulma. Setelah beberapa hari, barulah dilakukan pembajakan kedua, yaitu dengan pembajakan halus. Dan terkahir adalah dengan pembajakan atau pencangkulan sekaligus meratakan lahan yang akan ditanami. Lahan yang dibajak harus benar-benar rata agar pengairan dapat merata ke seluruh lahan. Kemudian buatlah parit ditengah dan juga pinggir petakan agar memudahkan dalam proses pengairan.

Setelah semua selesai, genangi lahan dengan menggunakan air kurang lebih 24 jam, setelah kering keesokannya barulah lahan sudah siap untuk ditanami bibit.

2. Persiapan Benih Padi

Dalam proses pemilihan benih, gunakanlah benih padi yang unggul dan sudah teruji kualitasnya. Untuk jenisnya dapat disesuaikan dengan kebiasaan petani padi tersebut. Biasanya kebutuhan padi yang dibutuhkan untuk lahan 1 hektar adalah 5 kg. Sebelum memilih sebaiknya uji terlebih dahulu benih dengan cara merendamnya dengan air, jika benih tenggelam maka benih tersebut baik, dan benih yang mengapung maka dibuang saja.

Adapun cara untuk menyeleksi benih yang baik seperti diatas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Gunakanlah air larutan garam
  • Masukkan telur ke dalam air tersebut, jika telur tenggelam maka tambahkan garam lagi dan diaduk hingga larut. Lakukanlah sampai telur mengapung, jika sudah maka air tersebut sudah bisa digunakan untuk menguji benih tersebut.

3. Proses Menyemai Benih Padi

 

Siapkan terlebih dahulu media semai yakni campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos, dengan perbandingan 1:1. Untuk tempat menyemai benih dapat menggunakan nampan, baki ataupun langsung ditebar ditanah. Kemudian benih yang sudah siap direndam dengan menggunakan air selama sehari semalam.

Setelah itu, tiriskan benih lalu peram ditempat yang lembab sampai mengeluarkan bakal tunas, biasanya pemeraman hanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari. Benih ditabur diatas permukaan media semai kemudian tutup tipis menggunakan tanah halus.

4. Proses Penanaman Padi

Langkah awal dalam proses penanaman padi adalah genangi lahan selama kurang lebih 24 jam sehari sebelum proses penanaman dilakukan. Setelah itu keringkan, dan keesokan harinya bibit sudah bisa ditanam. Namun sebelum ditanami, buatlah garis jarak tanam terlebih dahulu.

Adapun jarak tanam budidaya padi metode SRI adalah  25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Dalam metode SRI ini, bibit yang sudah siap tanam adalah bibit yang berusia dibawah 12 hari setelah semai. Bibit yang sudah dicabut dari persemaian harus langsung ditanamkan ke lahan. Tanamlah bibit satu lubang satu bibit, dan tanam secara tegak lurus dan dangkal, jangan terlalu dalam.

5. Perawatan Budidaya Metode SRI

a. Pengairan

Yakni dilakukan dengan cara sistem irigasi terputus atau pengairan berselang. Pada metode SRI lahan tidak digenangi secara terus menerus. Dari usia 0-10-14 hari lahan tidak usah digenangi air, cukup dengan dialiri air saja hingga becek. Lalu genangi tanaman padi dangkal saja untuk menghambat atau mencegah pertumbuhan gulma. Saat usia 2 bulan setelah tanam, lakukan kembali penggenangan dan beberapa saat menjelang panen lahan keringkan kembali.

b. Penyiangan

Dalam proses penyiangan lakukanlah dengan cara manual, tidak menggunakan herbisida. Lakukan penyiangan hingga 2 sampai 3 kali dalam satu musim tanam, tergantung pada kondisi gulma. Bisa dilakukan dengan menggunakan alat rotary weeder atau sejenisnya.

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan sampai 3 kali dalam satu musim tanam. Namun karena budidaya padi menggunakan metode SRI maka sebaiknya gunakanlah pupuk organik. Pada saat melakukan pemupukan sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu, lalu taburkan pupuk secara merata pada lahan. Adapun dosisnya disesuaikan dengan luas lahan dan kondisi kesuburan tanah.

Berikut waktu pemupukan:

  • Pertama dilakukan pada usia 7 sampai 14 hari setelah tanam
  • Kedua dilakukan pada usia 20 sampai 30 hari setelah tanam
  • Ketiga dilakukan pada usia 40 sampai 45 hari setelah tanam

6. Penanggulangan Hama dan Penyakit

Dalam budidaya padi metode SRI ini adalah budidaya tanaman yang berbasis organik, sehingga hindari penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit. Penanggulangan secara organik dapat dilakukan dengan cara mekanis dan penggunaan pestisida organik ataupun hayati. Pestisida kimia adalah pilihan terakhir jika pestisida organik sudah tidak mampu lagi mengendalikan hama.

7. Panen

Proses pemanenan padi dalam metode SRI sama persis dengan pemanenan padi pada umumnya. Beberapa hari sebelum panen dilakukan, sebaiknya keringkan terlebih dahulu lahan agar lebih mudah dalam melakukan pemanenan.

Cara Menanam Padi dengan Metode SRI (System of Rice Intensification)
Cara Menanam Padi dengan Metode SRI (System of Rice Intensification)

Nah itulah tadi penjelasan mengenai Cara Menanam Padi dengan Metode SRI (System of Rice Intensification). Semoga dapat bermanfaat dan berhasil, dan banyaklah bertanya kepada petani yang sudah ahlinya dalam bidang tersebut. Terimakasih 🙂