8 Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam kampung

Posted on

8 Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam kampung – Ayam kampung atau ayam buras mempunyai potensi untuk dikembangkan khususnya bagi para petani di pedesaan, hal tersebut dikarenakan karena ayam kampung atau ayam buras dapat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan setempat.

Pada dasarnya prospek ayam kampung ini memiliki kecenderungan keuntungan yang sangat baik dibandingkan dengan ayam  ras, yang biasanya sering diahadapkan pada harga daging dan telur yang serinjg berfluktuasi. Namun permasalahan yang biasa dihadapi pada ayam buras ini biasanya pertumbuhan yang sangat rendah karena oleh induk dan anak bebas berkeliaran setelah telur menetas, induk ayam akan mengasuh anaknya selama 27 hari hingga 107 hari. Dan kemudian akan mulai bertelur kembali setelah 8 hingga 12 setelah anakan ayam tersebut disapih.

Adapun upaya untuk meningkatkan populasi ternak ayam buras harus lebih di fokuskan pada aspek teknis tatalaksana reproduksi dengan sistem semi intensif. Nah kali  ini Berkebun akan memberikan informasi mengenai cara meningkatkan produksi telur ayam kampung. Untuk mengetahuinya langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:

Contents

8 Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam kampung

1. Sistem Produksi Telur Bebas

Pada sistem ini produksi telur ayam kampung pada siklus reproduksi dibiarkan berlangsung secara alami, hal ini sangat bergantung pada naluri induk hewan ayam. Untuk menyapih anaknya, sebelum ternak tersebut bertelur kembali, siklus reproduksi mencapai 126 hari, reproduksi berjalan lambat, masa bertelur 20 hari, 21 hari dimasa mengeram, 65 hari masa mengasuh anak dan 20 hari masa istirahat. Sehingga dalam setahun hewan ayam dapat bereproduksi 3 kali dengan produksi telur 45 butir.

2. Sistem Produksi Semi Ekstensif

Pada sistem ini, manusia ikut mengatur reproduksi, caranya dengan membatasi atau memperpendek waktu atau masa mengasuh anak. Siklus reproduksi pada sistem ini memerlukan waktu selama kurang lebih 90 hari yakni masa bertelur 20 hari, masa mengeram 21 hari, masa mengasuh anak selama 39 hari dan masa istirahat 10 hari. Dalam setahun mampu berproduksi 4 kali, dengan jumlah produksi telur 60 butir.

3. Sistem Produksi Telur Semi Intensif

pada sistem ini hal yang dilakukan sama dengan sistem produksi sistem ekstensif hanya saja masa mengasuh dan masa istirahat diperpendek. Siklus reproduksi memerlukan waktu 65 hari, yakni 20 hari masa bertelur, masa mengeram 21 hari, masa mengasuh 19 hari, dan masa istirahat 5 hari. Sehingga dalam setahun mampu berproduksi 6 kali dengan jumlah telur sebanyak 90 butir.

4. Sistem Produksi Intensif

Pada sistem ini, untuk meningkatkan produksi telur ayam kampung, pengaturan reproduksi induk hewannya sangat ketat. Induk ayam disini hanya sebagai penghasil telur, siklus reproduksinyapun berlangsung sangat pendek karena masa mengeram dan mengasuh anak telah dihilangkan, setiap hari telur diambil.

Penetasan telur dilakukan dengan menggunakan alat dan anak ayam dipelihara sendiri, dalam sistem ini diperlukan anak ayam. Adapun urutan siklus reproduksi dengan sistem produksi intensif ini adalah masa bertelur 20 hari, masa istirhata 10 hari. Biasanya dalam setahun mampu bereproduksi 10 kali dengan jumlah produksi sebanyak 180 butir.

5. Sistem produksi telur masa starter (0—5 minggu)

Sistem produksi telur masa ini biasa disebut dengan masa brooding. hal yang harus diperhatikan adalah ketebalan alas kandang minimal 5—10 cm, suhu ruangan harus sesuai dengan kebutuhan hewan ayam, yaitu sekitar 35 °C, pakan harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan yang cepat dengan kadar protein minimal 23%, bentuk pakannya butiran dan area pakan harus menempati 25% dari area brooding. Lakukan pula seleksi pada hewan ayam yang kurang baik dengan memperhatikannya.

6. Mengetahui Ciri Induk Yang Baik

Ciri induk ayam buras yang baik diantaranya sehat, tubuh normal, berat minimal 30 – 35 gram, bulu kering, tidak lengket, energik, serta pusar menutup dengan sempurna. Teknik produksi telur masa ini sangat menentukan pertumbuhan teknik produksi telur di masa berikutnya sehingga harus benar-benar diperhatikan.

7. Pemenuhan Pakan

Untuk pakan sendiri harus memenuhi kebutuhan nutrisi hewan ayam untuk hidup dan berproduksi maksimal dengan kadar protein sekitar 18 %. Adapun rasio antara jantan dan betina harus tepat, biasanya tidak lebih dari 1 pejantan dan 10 betina, dan optimalnya adalah 1:6.

8. Pemberian Suplemen

8 Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam kampung
8 Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam kampung

Tidak hanya manusia loh, hewan pun membutuhkan asupan suplemen agar nutrisinya terjaga dan dapat menjaga kondisi tubuh dan produktivitas telurnya.

Nah itulah tadi informasi mengenai 8 Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam kampung. Semoga dapat bermanfaat dan berhasil yaa.. Terimakasih 🙂